Powered By Blogger

Sabtu, 06 Juli 2013

Presupposition (presuposisi/praanggapan)

Presuposisi atau praanggapan berasal dari kata to pre-suppose, yang dalam bahasa Inggris berarti to suppose beforehand (menduga sebelumnya atau dugaan sementara), dalam arti sebelum pembicara atau penulis mengujarkan sesuatu ia sudah memiliki dugaan sebelumnya tentang lawan bicara atau yang dibicarakan. 

Sebenarnya, praanggapan (presupposition) ini berasal dari perdebatan dalam ilmu falsafah, khususnya tentang hakekat rujukan (apa-apa, benda/keadaan, dan sebagainya) yang dirujuk atau dihunjuk oleh kata, frase, atau kalimat dan ungkapan-ungkapan rujukan (Nababan melalui Lubis, 2011:61). 

Seorang ahli pragmatik Yan Huang mendefinisikan Presupposition atau praanggapan sebagai berikut: “Presupposition can be informally defined as an inference or propostition whose truth is taken for granted in the utterance of a sentence.“ (Huang, 2007:65) yang artinya “Praanggapan secara resmi dapat didefinisikan sebagai kesimpulan atau proposisi yang kebenarannya diambil untuk diberikan dalam ucapan sebuah kalimat“ 

George Yule (2006:43) menyatakan bahwa praanggapan atau presupposisi adalah sesuatu yang diasumsikan oleh penutur sebagai kejadian sebelum menghasilkan suatu tuturan. Yang memiliki presuposisi adalah penutur bukan kalimat. 

Louise Cummings (1999:42) menyatakan bahwa praanggapan adalah asumsi-asumsi atau inferensi-inferensi yang tersirat dalam ungkapan-ungkapan linguistik tertentu. 

Nababan (1987:46), memberikan pengertian praanggapan sebagai dasar atau penyimpulan dasar mengenai konteks dan situasi berbahasa (menggunakan bahasa) yang membuat bentuk bahasa (kalimat atau ungkapan) mempunyai makna bagi pendengar atau penerima bahasa itu dan sebaliknya, membantu pembicara menentukan bentuk-bentuk bahasa yang dapat dipakainya untuk mengungkapkan makna atau pesan yang dimaksud. 

Dari beberapa definisi dan pemahaman di atas, maka kita bisa menyimpulkan arti dan fungsi dari praanggapan adalah untuk memberikan anggapan atau prediksi yang dianggap sesuai dengan penggunaan yang ada dalam kalimat yang diucapkan tersebut sehingga mampu memberikan kesimpulan atau asumsi awal penutur sebelum melakukan tuturan bahwa apa yang akan disampaikan juga dipahami oleh mitra tutur. 

Untuk lebih memahami dan memperjelas tentang fungsi dan penggunaan praanggapan, penulis mencoba memberikan beberapa contoh di bawah ini:

a. Saya membeli buku Laskar Pelangi karya Andrea Hirata
             
             b. Buku itu mendapat penghargaan Best Seller kan?
        
Dari contoh percakapan di atas, contoh (a) kita bisa mengetahui beberapa anggapan bahwa ada buku yang berjudul “Laskar Pelangi“, ada seorang penulis bernama “Andrea Hirata“. Kemudian dari contoh (b) memiliki hubungan dengan percakapan pertama yaitu buku yang ditulis Andrea Hirata yang berjudul Laskar Pelangi merupakan salah satu buku yang mendapat penghargaan Best Seller (Penjualan Terbaik).

-          I`m sure John`s wife is beautiful, if he has a wife (Grundy)
 
Dari contoh percakapan tadi, muncul beberapa praanggapan bahwa John seorang laki-laki, John memiliki seorang istri, dan istri John sangat cantik.  

Dengan adanya praanggapan yang tepat dalam sebuah percakapan tentunya akan memberikan nilai tersendiri serta mempertinggi nilai komunikatif sebuah ujaran yang diungkapkan. Makin tepat praanggapan yang dihipotesiskan, makin tinggi pula nilai komunikatif sebuah ujaran yang diungkapkan. Dalam beberapa hal wacana dapat dicari melalui praanggapan, praanggapan dapat membantu memberikan jawaban sementara dalam sebuah percakapan. Ia mengacu pada makna yang tidak dinyatakan secara eksplisit di dalam sebuah perckapan. 

Sebagai kesimpulan dalam pembahasan tentang teori Praanggapan (presupposition) bahwa praanggpan  adalah cabang dari kajian pragmatik yang berhubungan dengan adanya makna yang tersirat atau tambahan makna dari makna yang tersurat. Praanggapan selalu muncul dalam setiap percakapan, karena dalam percakapan pastinya memiliki makna yang implisit yang dapat diketahui oleh beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya sebuah praanggapan tersebut.

Referensi

Cummings, Louise. 2005. Pragmatics: A multidisciplinary Perspective. New Jersey: Edinburgh University Press.

Grundy, P. 2008. Third Edition: Doing Pragmatics. London: Hodder Education (Part of Hachette Livre UK)

Huang, Yan. 2007. Pragmatics. New York: Oxford University Press.

Nababan, P. W. J. 1984. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: PT Remeja Rusdakarya.
 
Yule, George. 1996. Pragmatics. Oxford: Oxford University Press.

2 komentar:

  1. Terima kasih ya Gan penjelasan tentang Presupposition (presuposisi/praanggapan) dan Anaphora and Cataphora nya,,, ini sangat bermanfaat buat presentasi saya. Salam. Amirotul Hofifah

    BalasHapus
  2. terima kasih blognya dan ilmunya

    BalasHapus