Dalam artikel sebelumnya, penulis telah
membahas tentang definisi dari implikatur, percakapan implikatur beserta
contoh-contohnya. Kali ini, penulis akan coba menjabarkan tentang jenis-jenis
dari implikatur menurut teori dari para ahli pragmatik dan semantik.
Dalam teorinya, Grice (1975:45) membedakan
dua macam implikatur, yaitu conventional
implicature (implikatur konvensional) dan conversational implicature (implikatur non konvensional atau
implikatur percakapan). Lyons (1995:272) menjelaskan perbedaan antara kedua
implikatur tersebut:
“The
difference between them is that the former depend on something what is
truth-conditional in the conventional use, or meaning, of particular forms and
expressions, whereas the latter derive from a set of more general principles
which regulate the proper conduct of conversation.”
“Perbedaan antara implikatur konvensional
dan implikatur nonkonvensional adalah bahwa bentuk keduanya tergantung pada
kondisi kebenaran dalam penggunaan konvensional, atau makna, bentuk-bentuk
tertentu dan ekspresi, sedangkan yang kedua berasal dari seperangkat prinsip
yang lebih umum yang mengatur perilaku yang tepat dari percakapan.”
Implikatur konvensional adalah
implikatur yang diperoleh dari makna kata, bukan dari pelanggaran prinsip
percakapan. Adapun implikatur nonkonvensional adalah implikatur yang diperoleh
dari fungsi pragmatis yang tersirat dalam suatu percakapan.
Implikatur konvensional dikaitkan
dengan pemakaian dan pemaknaan umum, sementara implikatur percakapan merujuk
pada prinsil-prinsip dalam pertuturan secara tepat. Pemilahan kedua jenis
implikatur tersebut selengkapnya diuraikan sebagai berikut:
-
Implikatur
Konvensional
Implikatur konvensional ialah implikasi
atau pengertian yang bersifat umum dan konvensional, dengan kata lain semua
orang pada umumnya sudah mengetahui dan memahami maksud atau implikasi suatu
hal tertentu. Pemahaman terhadap implikasi yang bersifat konvensional
mengandaikan kepada pendengar/pembaca memiliki pengalaman dan pengetahuan umum.
Grice (1975:44) memaparkan contoh sebagai berikut:
He is an English man,
therefore he is brave
Contoh kalimat di atas memiliki pasangan unsur yang
menentukan adanya makna konvensi yang memiliki implikasi tuturan, yakni orang
Inggris memiliki keberanian dan dia memiliki keberanian karena dia orang
Inggris. Meskipun makna konvensi semacam itu masih dapat diperdebatkan, namun
diharapkan pendengar/pembaca dapat memahami dan memaklumi sifat
konvensionalnya.
Implikatur konvensional bersifat
non-temporer, artinya makna itu lebih tahan lama. Suatu leksem tertentu, yang
terdapat dalam suatu bentuk ujaran, dapat dikenali irnplikasinya karena
maknanya yang "lama" dan sudah diketahui secara umum.
-
Implikatur
Non-konvensional atau Implikatur Percakapan
Implikatur percakapan muncul dalam
suatu tindak percakapan. Oleh karena itu sifatnya temporer (terjadi saat
berlangsungnya tindak percakapan), dan non-konvensional (sesuatu yang
diimplikasikan tidak mempunyai relasi langsung dengan tuturan yang diucapkan).
(Levinson, 1991:117)
Menurut
Grice (1975:45) ada seperangkat asumsi yang melingkupi dan mengatur kegiatan
percakapan sebagai suatu tindak berbahasa (speech
act). Menurut analisisnya, perangkat asumsi yang memandu tindakan orang
dalam percakapan itu adalah "prinsip kerja sama" (cooperative principle). Dalam melaksanakan "kerja sama"
tindak percakapan itu, setiap penutur harus mematuhi empat maksim percakapan (maxim of conversation), yaitu: maksim
kuantitas (maxims of quantity),
maksim kualitas (maxims of quality),
maksim relevansi (maxims of relevance),
dan maksim cara (maxims of manner). (Grice,
1975:45-47)
Prinsip
kerja sama yang terjabar dalam empat maksim itu, bersifat mengatur (regulative). Oleh karena itu, secara
normatif setiap percakapan harus mematuhinya. Secara ringkas, prinsip kerja sama
tindak percakapan itu dirumuskan oleh Nababan (1987:31) sebagai berikut.
"Buatlah
sumbangan percakapan anda sedemikian rupa sebagaimana diharapkan, pada tingkat
percakapan yang bersangkutan, oleh tujuan percakapan yang diketahui atau oleh
arah percakapan yang sedang anda ikuti".
Namun,
kadang-kadang prinsip itu tidak selamanya dipatuhi. Sehingga dalam suatu
percakapan banyak ditemukan "pelanggaran" terhadap aturan/prinsip kerja
sama tersebut. Pelanggaran terhadap prinsip itu tidak berarti "kerusakan"
atau "kegagalan" dalam percakapan (komunikasi). Pelanggaran itu,
barangkali justru disengaja oleh penutur untuk memperoleh efek implikatur dalam
tuturan yang diucapkannya, misalnya untuk berbohong, melucu, atau bergurau.
Di
samping implikatur percakapan, Gazdar (via Levinson, 1991:132) mengembangkan
jenis implikatur lain, yaitu particularized
implicature dan generalized
(standard) implicature. Implikatur yang terakhir ini masih dapat dibagi
lagi menjadi dua, yaitu scalar
implicature dan clausal implicature.
Karena keterbatasan, jenis-jenis implikatur tersebut tidak dibahas di sini.
Adanya
berbagai jenis implikatur menunjukkan betapa rumit dan kompleksnya suatu
tuturan. Untuk memahami implikatur percakapan, diperlukan pengalaman dan
pengetahuan tentang situasi tindak tutur. Dengan kata lain, implikatur dapat
dengan mudah dipahami jika para penutur telah berbagi pengalaman dan
pengetahuan dalam percakapan yang dilakukannya.
Grice
membedakan lagi secara dikotomis implikatur percakapan, yaitu (1) implikatur
percakapan khusus, dan (2) implikatur percakapan umum. Implikatur percakapan
khusus adalah implikatur yang kemunculannya memerlukan konteks khusus. Adapun
implikatur percakapan umum adalah implikatur yang kehadirannya di dalam
percakapan tidak memerlukan konteks khusus.
Sperba dan Wilson (1986:194-195) dalam
Nadar (2009:62) membedakan implikasi menjadi dua macam, yaitu implicated premises dan implicated conclusion dengan penjelasan
mengenai perbedaannya sebagai berikut: implicated
premises harus dilakukan oleh pendengar yang mengembangkan
ancangan-ancangan asumsi yang diperoleh dari ingatannya ‘implicated must be supplied by the hearer, who must either retrieve
them from memory or construct them by developing assumption schemas retrieved
from memory’ sedangkan implicated
conclusion diperoleh dengan jalan menyimpulkan dari keterangan tuturan
dengan konteksnya ‘implicated conclusions
are deduced from the explicatures of the utterance and the context’.
Ilustrasi mengenai perbedaan implicated dan implicated conclusion, diberikan oleh kedua linguis tersebut dengan
contoh dialog berikut:
Peter :
“Would you drive a Mercedes?”
“Maukah Anda mengendarai sebuah
Mercedes?”
Mary : “I wouldn`t drive any
expensive car.”
“Saya tidak mau mengendarai mobil mewah
manapun”
Dalam percakapan di atas, dapat kita
lihat jawaban Mary bukanlah merupakan jawaban langsung terhadap pertanyaan
Peter. Namun, menjelaskan bahwa bahwa A
Mercedes is an expensive car. Kalimat tersebut termasuk ke dalam implicated premises yang melahirkan
penyimpulan makna Mary wouldn`t drive a
Mercedes, yang disebut sebagai implicated
conclusion.
Reference
Grice, H. P. (2004). Logic and Conversation. London: University College London for
Pragmatic Theory Online Course
Levinson,
Stephen C. 1991. Pragmatics.
Cambridge: Cambridge University Press.
Lyons, John. 19913. Linguistics
Semantics an Introduction. Cambridge: Cambridge
University Press.
Nababan, PWJ. 1987. IImu Pragmatik (Teori dan Penerapannya). Jakarta: Depdikbud.
Nadar, F. X. 2009. Pragmatik & Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu
Wright, Richard. 1975. "Meaning and Conversational Implicature", Cole and Morgan, Syntax
and Semantics Vol. 3: Speech Act. New York: Academy Press.
Sangat bermanfaat..terima kasih
BalasHapusthanks :)
BalasHapusmakasih om. lagi butuh penjelasan soal conventional implicatures nih.
BalasHapusmakasih ommm, bermanfaat sekali
BalasHapusAlright...
BalasHapusThis might sound a little creepy, and maybe even kind of "strange"
BUT what if you could simply push "PLAY" and LISTEN to a short, "magical tone"...
And suddenly bring MORE MONEY into your LIFE??
What I'm talking about is hundreds... even thousands of dollars!!
Think it's too EASY?? Think it couldn't possibly be REAL???
Well then, I've got news for you..
Usually the most significant miracles in life are also the EASIEST!!
Honestly, I'm going to provide you with PROOF by letting you listen to a real-life "miracle wealth building tone" I've produced...
You simply push "PLAY" and watch as your abundance angels fly into your life... starting pretty much right away...
TAP here NOW to experience the marvelous "Miracle Wealth Building Sound Frequency" - it's my gift to you!!